DOSEN TETAP

BERANDA / PENGAJAR / DOSEN TETAP

JADWAL PENDAFTARAN

30 | 09 | 2024

Informasi Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru 2023/2024

DOSEN TETAP

Tri Wahyudi

Lahir tahun 1982 dan menyelesaikan pendidikan S2 Ilmu Sastra di UGM. Dosen di Akademi Film Yogyakarta, mengampu mata kuliah scriptwriting. Menekuni penulisan cerita pendek tiga paragraf, beberapa diantaranya sudah dicetak dalam bentuk antologi, Terlibat di beberapa proses kreatif kesenian Yogyakarta, antara lain Co-Produser Pentas Drama "Kolosal Njemparing Rasa (2014)", Co-Produser Pentas Teater Kolosal "Cupu Manik Hasthagina (2015)".

Wahyu Utami

Lahir tahun 1988 dan menyelesaikan studi Penciptaan Videografi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Tahun 2010 mulai menjadi asisten sutradara dalam berbagai produksi iklan dan film dibeberapa rumah produksi, antaralain Fourcolours Film, Samsara Picture, Dapur Film. Pada tahun 2016 memulai kariernya sebagai sutradara film dokumenter. Film pertamanya yang berjudul “Maja’s Boat” masuk sebagai nominasi di Jakarta International Documentary Festival - Arkipel 2017. Film keduanya meraih penghargaan Piala Citra FFI 2017 kategori film dokumenter pendek terbaik dan Piala Maya 2018 kategori film dokumenter terpuji. Pada tahun 2017 dia menjadi salah satu filmmaker yang terpilih untuk mengikuti residensi di Jerman dalam program 5 Villages 5 Islands yang diinisiasi oleh Goethe dan HFBK.

Suharmono

Lahir tahun 1983 dan menyelesaikan pendidikan S2 Sastra dan S3 Ilmu-ilmu Humaniora di UGM. Selain mengajar di AFY juga mengajar sebagai dosen tamu di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Menulis berbagai karya berupa esai, puisi, cerpen, skenario film dan karya ilmiah. Tulisnya dimuat dalam: “Satu Kata Istimewa”, “Di Pangkuan Yogya”, “Lintang Panjer Wengi”, “Parangtritis”, “Semesta Wayang”, “Senyum Lembah Ijen”, “Risalah Tubuh di Ladang Kemarau”, “Coretan Pandemi Bantul”, “Obituari Rindu”, dan Onrust”. Menulis buku “Pengantar Skenario Film” bersama Senoaji Julius. Penah menjadi Direktur Jogjakarta International Literary Festival (Joglitfest 2019), Produser Pentas Kolosal Njemparing Rasa (2014) dan Cupu Manik Hastagina (2015). Skenario yang sudah difilmkan adalah Rantang (Suryakanta, 2015) dan Incang-inceng (Hompympaa, 2017).

Yusmita Akhirul Latif

Lahir tahun 1988, menyelesaikan studi jurusan videografi di Institut Seni Indonesia. Mulai bergabung dengan industri perfilman pada 2009-2012 sebagai tim produksi dan manajemen film dengan judul film Sang Pencerah, The Power Of Love yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, dan beberapa serial FTV. Tahun 2013 terlibat dalam pembuatan Film Pendek berjudul Pendekar Kesepian yang masuk ke dalam International Film Festival Rotterdam 2015. Menjadi penulis skenario dan Producer untuk film Animasi berjudul Christina Martha Tiahahu dan mendapatkan juara film animasi nasional tahun 2016.

Ardian Friatna

Lahir tahun 1983 dan menyelesaikan studi videografi di Institut Seni Indonesia. Tahun 2009 mulai menjadi Director Film Pendek “OENTOEK SOEMARSIH", 2011 - 2015 menjadi Director Video Clip DEATH VOMITH, Director & kameraman Film dokumenter observasional “The City Bike", Director “DEKONSTRUKSI” Dokumenter eksperimental, dan juga 2018 Director Of Photography Film indie “Guyangan Realita, Rindu dan Ambisi”

Winda Pramesti

Lahir tahun 1993, menyelesaikan studi jurusan penciptaan Film di Institut Seni Indonesia. Di tahun 2012-2014 banyak bekerja di devisi make up dan hair do, setelah itu lebih sering di Tim produksi dan Line Producer baik series, film panjang dan Iklan komersil. Judul film yang pernah di kerjakan film pendek “ Not For Sale “ sebagai Line Producer, film Danais “ NENG KENE AKU NGENTENI KOE “ sebagai Production Assistant, Web Series Buttonijo sebagai Line Producer “ Kampung Berseri, “Beneath The Secret Land”, Line Producer Iklan Komersil Youtube GOTA, Line Pro film “ Cinta Itu Bangsat”, asisten Line Producer Film “ Kembalilah Dengan Tenang”, Producer Lapangan Company Profile Hyat-Hyarta Jogja, Line Producer Film “Garis Waktu”, Tim Produksi series 17 Selamanya.

Lulu Hendra

Loeloe Hendra lahir di Ciamis, Jawa Barat. Ia menyelesaikan pendidikan Magister Seninya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Loeloe telah menyutradarai beberapa film pendek, salah satunya Onomastika (2014) yang meraih Piala Citra untuk kategori film pendek terbaik di Festival Film Indonesia 2014 dan berkompetisi di festival bergengsi, Berlin International Film Festival 2015. Sejak saat itu, film-film pendeknya telah di putar di berbagai festival film skala nasional maupun internasional. Saat ini Loeloe sedang mempersiapkan film panjang pertamanya, TALE OF THE LAND. Project filmnya ini terpilih dan berpatisipasi dalam program inkubasi film panjang, Feature Lab - Torino Film Lab 2017, Hongkong Asian Forum (HAF) Project Market, Hongkong 2018, dan Asian Project Market 2021. Selain fokus pada produksi film, Loeloe juga mengarahkan video komersial dan mengajar di kampus Jogja Film Academy.

Driepuza Ryan Fortunanda

Menempuh dan lulus S2 Seni Videografi membuatnya terlibat beberapa proyek kesenian yang menggunakan medium videografi sebagai basis penciptaan karyanya. Melalui editing kini tertarik dengan bagaimana mengelola sebuah arsip foto atau video menjadi sebuah karya video atau film. Karya terakhirnya membuat film dokumenter dari kumpulan arsip foto keluarga yang menceritakan tentang sejarah keluarganya, film tersebut menjadi tawaran bentuk pengarsipan lain yang sudah ada. Di Akademi Film Yogyakarta mengampu mata kuliah Editing.

Edy Wibowo

Edy Wibowo, M.Sn. adalah seorang art director asal Yogyakarta sudah mendapatkan 3 nominasi Best Art Director di Festival Film Indonesia, memenangkan 1 Piala Citra Festival Film Indonesia di film "Kecumbu Tubuh Indahku" 2019, & banyak penghargaan lainnya dari tahun 2006 - 2019. Selain di dunia art directing, memiliki ketertarikan pada dunia pendidikan. Beberapa kali menjadi pembicara untuk acara kreatif salah satunya menjadi "Speaker of Art Director LPDP Persiapan Keberangkatan Angkatan 214 & 215". Kini menjadi dosen tetap di Jogja Film Academy untuk melanjutkan ketertarikannya pada dunia pendidikan.

Anggara Agastyassa Owie

Anggara Agastyassa Owie Lahir di Yogyakarta 22 April 1997. Menjadi bagian dari office manager jogja-NETPAC Asian Film Festival. Aktif menjadi content creator youtube dan menjadi founder Hellymedia.com sebuah portal media yang membahas mengenai gaya hidup dan perfilman. Menjadi peneliti dan pengkaji didunia perfilman pernah menjadi pembicara dalam kajian sejarah film di Universitas Indonesia dan menjadi pembimbing ukm serta ekstrakulikuler film di beberapa sekolah dan instansi, bekerjasama dalam melakukan bimbingan pembuatan film bersama kitabisa.com dan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya

Mandella Majid Pracihara

Mandella Majid Pracihara, M.Sn. Pengarah sinematografi berdomsili di Yogyakarta. Menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, kemudian melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Institut Seni Indonesia. Sudah beberapa film layar lebar yang dikerjakan sebagai pengarah sinematografi adalah film “Serendipity”, “Dear Nathan, Hello Salma”, “Senior”, “Just Mom”, “Garis Waktu”, “Sayembara”, “Setan Alas”, “Sakaratul Maut” dan beberapa series diantaranya adalah “Jingga dan Senja”, “17 Selamanya” dan “Losmen Bu Broto”. Masuk dalam nomimasi pengarah sinematografi terbaik pada genre film komedi versi FFWI tahun 2023. Tahun 2013 sudah menjadi dosen praktisi sinematografi di beberapa PTS dan PTN di Yogyakarta dan kini menjadi dosen tetap di Akademi Film Yogyakarta.

Dimas Erdhinta Pratama Putra

Dimas Erdhinta merupakan salah satu pemuda harapan bangsa kelahiran Solo, 17 Oktober 1993. Menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan Film dan Televisi di lnstitut Seni Indonesia Surakarta pada tahun 2018. Setelah itu melanjutkan pendidikan pasca sarjana jurusan Tata Kelola Seni di lnstitut Seni Indonesia Yogyakarta dan menamatkannya di tahun 2021. Dimas dan beberapa teman kuliahnya saat S1 membuat Solo Documentary Film Festival pada tahun 2015. Tahun 2016, 2020 dan 2022 menjadi Direktur Festival di Solo Documentary Film Festival. Pada rentang 2018 - 2023 Dimas juga menjadi salah satu kurator Festival Film Indonesia tahun 2019 dan 2020, Peserta Akatara 2018, Peserta School Of Seeing 2018 yang diselenggarakan oleh In- Docs, Produser Film Dokumenter Animasi "Yamin" dimana film tersebut didanai penuh oleh lndonesiana TV dan berkerjasama dengan Museum Sumpah Pemuda Jakarta. Dimas pernah mengajar menjadi dosen praktisi mata kuliah sinematografi di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2022, sekarang mengajar menjadi dosen tetap Jogja Film Academy untuk mata kuliah Produksi Dokumenter, Sound Field Record dan Sound Compossing.